Jika DKI Jakarta punya Kepulauan Seribu, maka Jawa Tengah, khususnya di seputaran Semarang dan Jepara terkenal akan kepulauan di sisi utaranya, yakni Kepulauan Karimun Jawa. Kepulauan ini telah lama terkenal akan wisata lautnya, khususnya yang sudah banyak diinformasikan ke publik secara luas, adalah wisata bersama hiu.
Walaupun sudah lama memunculkan pro kontra terhadap wisata hiu yang notabene merupakan salah satu spesies liar di laut, nyatanya masyarakat tetap banyak yang tertarik dengan wisata ini. Alhasil, dari sisi obyek wisata dan unsur ke-khas-annya, wisata hiu mau tidak mau memunculkan sesuatu yang unik dari Karimun Jawa. Bahkan menjadikannya suatu ikon, bahwa wisata laut ke Karimun Jawa tak terlepas dari wisata bersama hiu, alias berenang bersama hiu.
Tidak hanya di satu tempat, sudah ada beberapa lokasi di kepulauan ini yang mengembangkan penangkaran hiu sehingga menjadi daya tarik di masing-masing tempat wisata, seperti di Pulau Menjangan Besar. Meskipun baru-baru ini, ratusan hiu diterpa kematian mendadak di salah satu penangkaran, wisatawan tetap tak berhenti mengalir untuk mengetahui wisata bersama hiu ini di lokasi lainnya.
Bagaimanapun diterpa musibah ini, bagi Agus, salah satu tour guide di Karimun Jawa, kepulauan ini tetap menyimpan sejuta potensi wisata lainnya. “Wisata renang betul sudah menjadi trade mark dari Karimun Jawa, namun wisatawan yang datang pun sekarang sudah tidak hanya mencari jenis atraksi ini. Karena wisatawan yang berkunjung pun sudah tahu kalau oh ternyata lautnya bagus, pantainya bagus. Makanya sudah banyak pula dibangun hotel atau jenis penginapan lainnya di sekitar kepulauan ini,” terangnya.
Agus yang lebih banyak menjadi tour guide di Pulau Karimun Jawa dan Menjangan Besar ini mengungkap sudah banyak kegiatan wisata yang bisa dinikmati di kepulauan ini. “Jika Anda hanya satu dua malam di sini, sayang. Satu pulau Karimun Jawa ini saja sangat besar, ada banyak pantai yang sudah dikembangkan. Salah satunya Pantai Bobby dimana banyak wisatawan yang menikmati pantai hingga berenang di sekitarnya,” ujar Agus.
Tidak hanya itu, Agus juga menuturkan pulau ini juga menyimpan wisata pada salah satu ikonnya, yakni Bukit Love. Dimana di sini, wisatawan bisa menikmati keindahan pulau dari ketinggian perbukitan. Ada ikon “LOVE” yang menjadi salah satu spot favorit wisatawan untuk berpose dan berfoto ria.
Penulis pun diajak berkeliling oleh Agus ke dua titik wisata ini. “Sayang kan cuma sebentar, padahal ini baru satu sisi pulau untuk dinikmati. Di sisi lain ada lagi tempat wisata lainnya. Bahkan ada beberapa spot yang dibangun resort pribadi hingga berfasilitas mewah untuk menjamin privasi wisatawan,” tutur Agus kepada penulis. Dalam perjalanan ini penulis pun mengamati sudah ada beberapa titik tepi pantai yang dibangun hotel.
Namun, bagi yang wisatawan yang ingin lebih menikmati perjalanan tapi tetap hemat kantong, Agus pun menuturkan cukup banyak tempat penginapan guest house ataupun homestay yang cukup bersahabat dalam segi anggaran. “Bisa sekitaran Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per malamnya,” terang Agus. Jenis penginapan ini banyak ditemukan di Pulau Karimun Jawa.
Tidak heran karena pulau ini selain dijadikan pusat pemerintah, juga merupakan pulau dengan penghuni terbanyak diantara pulau lainnya. “Selain itu, pulau ini juga menjadi pusat aktivitas dari Pulau Jawa, seperti pusat jajanan konsumsi, pusat transportasi dimana arus lalulintas kapal laut dari Pulau Jawa bersandar di pulau ini, hingga pusat hiburan wisata,” tambah Agus.
Menjadi pusat jajanan pun merupakan kata yang tepat. Ketika malam tiba, masyarakat hingga banyak berkumpul di alun-alun Karimun Jawa untuk menikmati makan malam. Segala jenis konsumsi tersedia di alun-alun, mulai dari tipe jajanan ringan seperti sosis bakar, hingga nasi goreng, dan ikan bakar. Jajanan ikan bakar ternyata menjadi favorit jajanan malam, khususnya bagi para wisatawan. Ikan-ikan segar biasanya sudah dijajakan rapi oleh para penjual ikan bakar, mulai dari jenis ikan kuwe, ikan sebelah, hingga jenis udang dan kekerangan. Ketika matahari sudah terbenam, area ini pun mulai dipadati orang-orang, ketika malam sudah semakin menanjak, kawasan ini pun semakin ramai dikunjungi wisatawan. Khususnya spot ikan bakar, akan semakin banyak antrian untuk menikmati jenis-jenis ikan yang dibakar dengan berbagai bumbu yang ditawarkan, seperti bumbu kecap, bumbu sambal, dan bumbu lainnya.
Penulis pun cukup penasaran sehingga setelah berkeliling dua kali di sekitar alun-alun, ikan bakar menjadi pelepas lapar yang cukup pas untuk menikmati malam. Untungnya saat membeli ikan bakar, antrian belum cukup banyak, sehingga ketika sudah dapat spot tempat duduk di antara banyaknya orang yang berkumpul di alun-alun, penulis pun segera antri membeli satu jenis ikan bakar.
Tidak itu saja, area jajanan di sekitar alun-alun juga mulai ramai digodok oleh anak-anak muda sebagai area untuk berusaha. Jenis usaha yang dijajal adalah kawasan tempat warung kopi hingga kafe yang ramai ketika malam tiba. Pengunjung warung kopi pun banyak pula berasal dari kaum muda yang akhir-akhir ini memang semakin dekat dengan tren ‘ngopi’ di warung kopi sekaligus ‘ngumpul’ bersama teman-teman. Penulis yang penasaran pun menyempatkan diri menikmati kopi di salah satu pojok warung kopi yang cukup ramai oleh pengunjung.
Selain penginapan di Pulau Karimun Jawa, salah satu titik terdekat dari pelabuhan Karimun Jawa adalah di Pulau Menjangan Besar. Di pulau ini sudah dibangun salah satu penginapan yang cukup dikenal di kalangan pengunjung, aksesnya pun terbilang mudah, yakni sekitar 15 menit dengan memakai perahu cepat. Agus, menemani penulis sekaligus mengemudikan perahu. Seketika hiruk pikuk keramaian pulau pun tergantikan dengan sunyinya penginapan di Menjangan Besar.
“Wisatawan kan kadang berbeda-beda seleranya. Ada yang mencari hiburan, jajanan, ada yang mencari ketenangan. Nah di spot ini, salah satu tempat yang diincar wisatawan yang mencari ketenangan alam, pemandangan pantai dan laut. Cukup jauh dari keramaian,” terang Agus menerangkan tempat penginapan di pulau yang terpisah dari pusat kota.
Untuk spot pemandangan, Agus menambahkan, posisinya pun terbilang menarik. “Spot mentari pagi dan mentari senja bisa dinikmati di pulau ini. Tapi, jika ingin spot yang lebih baik lagi, biasanya wisatawan naik kapal lagi agak ke barat untuk menikmati matahari terbenam,” terangnya. Betul saja, saat matahari terbenam, penulis sebelumnya yang penasaran menyusuri pantai agak ke barat. Dengan menjejaki perahu dayung agak ke tengah perairan, pemandangan matahari terbenam pun bisa dinikmati di sela-sela pepohonan pulau dengan ditemani perairan laut yang jernih.
Bagi mentari pagi, pemandangan yang tersaji akan lebih bagus bila dinikmati dari sebelah timur di Pulau Karimun Jawa. Namun, aktivitas pagi yang mengintip dari balik pulau Karimun Jawa ini menemani semarak pagi yang bisa dinikmati di Menjangan Besar. Penulis pun mengabadikan aktivitas pagi masyarakat dengan lalu lalang kapalnya diiringi dengan matahari yang mengintip di sebelah timur.
Khusus untuk wisata lautnya, juga tak usah diragukan lagi. Karimun Jawa menjadi tempat yang dicari bagi penyuka snorkeling hingga diving. Ada banyak lokasi terumbu karang dengan keindahan bawah laut aduhai sehingga wisatawan pun bisa dibuai oleh keberadaan ekosistem eksotisnya. “Lagi-lagi kan sayang kalau cuma sebentar, kalau lamaan bisa banyak spot yang dikunjungi,” canda Agus menggoda penulis karena hanya sempat berkunjung ke satu spot bawah laut.
Dengan kedalaman minimum 3 meter, lokasi yang dikunjungi penulis menjadi spot baik untuk wisata snorkeling karena dianggap cukup aman bagi kondisi terumbu karang dan organisme yang hidup di sekitarnya. Ikan-ikan pun ramai menemani wisatawan yang tertarik berenang bersama. Bahkan ada yang mengerumi wisatawan ketika wisatawan tersebut membawa potongan roti.
Akses Transportasi dari Semarang
Untuk akses transportasi, biasanya wisatawan yang ingin berkunjung ke Karimun Jawa mencapai tempat ini melalui kapal laut. Dan untuk akses kapal paling cepat, biasanya wisatawan yang berniat berkunjung ke kepulauan yang memiliki lebih dari 20 pulau ini akan bertolak dari Pelabuhan Kartini, Jepara. Sedangkan yang tinggal di Semarang dan sekitarnya, atau jika wisatawan memang berniat bertolak dari Semarang, maka akses dijangkau dari Pelabuhan Tanjung Mas.
Penulis saat berkunjung ke kepulauan ini memanfaatkan transportasi kapal penumpang PT Pelni dari Tanjung Mas, yakni Kapal Kelimutu. Operasinya adalah seminggu sekali, yakni Jumat malam dari Tanjung Mas dan sebaliknya, dari Karimun Jawa pada Minggu pagi.
Walaupun terbilang waktu tempuhnya cukup lama, yaitu sekitar 6 jam, harga yang ditawarkan cukup bersahabat, yakni di kisaran Rp 100 ribuan per orangnya yang sudah termasuk konsumsi. Kapal ini akan berangkat pada Jumat tengah malam dan sampai di Karimun Jawa Sabtu paginya.
Di kapal ini, tidak hanya tersedia fasilitas untuk kapal penumpang. Namun, juga disediakan paket wisata untuk menikmati keindahan Karimun Jawa yang diadakan PT Pelni. Saat penulis menumpang kapal ini, juga tengah diadakan kegiatan paket wisata tersebut. Solihul, salah satu travel organizer kegiatan paket wisata ini mengatakan besarnya potensi wisata yang bisa digarap untuk kawasan Karimun Jawa. Dan pihaknya pun berusaha membantu memfasilitasi besarnya minat wisatawan yang ingin berkunjung dengan mengadakan paket-paket wisata yang ditawarkan.
“Yang kami bawa rombongan seperti gathering dan family gathering. Paket inap di kapal, meeting point di Tanjung emas. Umumnya kegiatan di Karimun Jawa adalah snorkeling di Pantai Ujung Gelam yang ikonik, Pulau Gosong Cemara,” terang pria yang akrab disapa Sol ini.
Melihat peluang kedepannya, Sol pun tak menampik potensi wisata yang bisa digarap untuk wisata laut Karimun Jawa. “Sekarang sudah banyak wisatawan ke sana, tidak hanya dari Jawa, tapi dari seluruh Indonesia. Belum lagi kepulauan ini sudah terkenal oleh wisatawan mancanegara, seperti turis Eropa, belakangan turis Australia pun sudah banyak berkunjung. Apalagi infrastrukur sekarang sudah banyak dibangun,” ujarnya.
Apalagi dengan lokasi kepulauan yang masih harus dijangkau cukup lama dari pulau besar seperti Jawa, cuaca menjadi kendala serius pengembangan wisata di pulau-pulau ini. Tidak jarang, beberapa kali wisatawan terpaksa harus menunggu waktu karena kapal-kapal penumpang menunggu cuaca untuk ‘bersahabat’ agar tidak terjadi kendala dalam perjalanan. “Kapal besar seperti ini cukup membantu perjalanan wisatawan karena lebih aman ketika cuaca tidak bersahabat. Sehingga peluang untuk mengangkut penumpang pun menjadi lebih besar,” jelas Sol.