Putri Binaan Eljohn Pageants, Clarita Mawarni Salem (Putri Pariwisata Indonesia 2019) Christine Stefanny (The Supermodel Indonesia 2019) Intan Wisni (Miss Global Beauty Queen Indonesia 2019) dan Vitaya Bimbang (Putri Pariwisata Indonesia 2019 Kalimantan Timur) menghadiri agenda Musyawarah Nasional Komunitas Badan Pembina Ideologi Pancasila.
Acara Munas berlangsung selama 4 hari, 17 sampai 20 Oktober 2019, di Novotel Hotel Cikini dan diikuti putri binaan Eljohn Pageants.
Awalnya Dr. Rima Agristina, S.H., S.E (ketua BPIP) menjelaskan mengenai pentingnya Pancasila sebagai ideologi masa lalu, sekarang dan masa depan. Pembukaan UUD 45 yang disampaikan Ir. Soekarno berisikan inti dari Pancasila itu sendiri. Untuk apa, untuk siapa dan kenapa dengan Pancasila. “Bersatu, berdaulat, adil dan makmur” 4 kata yang menjadi inti dari UUD dan Pancasila NRI sebagai pondasi dari kedaulatan rakyat.
BPIP menekankan bahwa pemahaman generasi millenial mengenai revolusi mental, pembinaan mengenai cinta produk Indonesia, pembahasan mengenai pembuatan film “Impian 1000 Pulau” yang akan melibatkan putri binaan Yayasan EL JOHN Indonesia sebagai pemainnya didalamnya.
Impian 1000 Pulau sendiri, sudah mendapatkan pengakuan dari Unesco. Dan pembuatan film ini banyak melibatkan masyarakat disekitar pulau, dengan secara otomatis perekonomian daerah setempat akan naik.
Tidak hanya pembahasan mengenai ideologi Pancasila dan pembuatan film Impian 1000 Pulau, para peserta yang hadir juga disuguhkan games seru dan permainan tradisional seperti permainan gasing, yang juga akan dilibatkan dalam pembuatan film Impian 1000 Pulau.
Kegiatan Munas BPIP juga turut dihadiri berbagai organisasi dan komunitas diantaranya Purna Paskibraka Indonesia (PPI), Gerakan seribu kinarya coop, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Komunitas olahraga tradisional Indonesia (KOTI)
Acara ini diisi oleh berbagai diskusi, seperti diskusi divisi Film Kinarya – Presentasi yang mengangkat tema “Pengenalan Dasar Film, Materi Pitching Film, dan Pembagian Tugas Kerja”. Selanjutnya, ada diskusi Kelompok Besar yakni dari tim kreatif dan tim riset, dengan membahas pemahaman yang solid terkait output besar yang diharapkan dalam workshop, sesuai standard yang ditetapkan. Selain itu juga dibahas batas-batas dalam koridor pembahasan yang akan dilakukan, termasuk constraint IPOLEKSOSBUDHANKAM .
Tak ketinggalan, cara mengintegrasikan prinsip-prinsip Pancasila dan permasalahan bangsa secara kreatif ke dalam film secara implisit dengan pola pikir milenial sebagai target market film yang dihasilkan, juga turut dibahas.