Beberapa waktu lalu, Miss Earth Indonesia 2019 Cinthia Kusuma Rani ambil bagian dalam sebuah acara pelestarian lingkungan yang digalakkan oleh Bank OCBC NISP di Jakarta. Dalam aksinya ini, Cinthia tak sendiri, ada beberapa finalis Miss Earth Indonesia 2019 lainnya yang terlibat.
Keterlibatan Cinthia sendiri dalam event yang bertajuk “Pulung Ciliwung” ini adalah sebagai volunteer yang tergabung dalam Komunitas Sustainable Indonesia. Sustainable Indonesia adalah lembaga Social Preneur yang bekerja untuk wirausaha social terhadap masyarakat dalam bidang pendidikan dengan cara mengedukasi masyarakat melalui edukasi-edukasi pendampingan baik di sekolah-sekolah maupun masyarakat pada umumnya.
Tugas ini, menjadi salah satu serentetan tugas yang pernah dijalani Cinthia sebagai Miss Earth Indonesia 2019. Sebagai seorang duta lingkungan, Cinthia selalu semangat untuk melakukan kegiatan sosial maupun mengkampanyekan gerakan cinta dan lestarikan lingkungan.
“Selain itu, Cinthia juga pernah mengkampanyekan, bagaimana kita berwisata yang berkelanjutan. Jadi bagaimana kita berwisata, tapi tetap menjaga lingkungan. Sejauh ini, setelah terpilih sebagai Miss Earth Indonesia, itu hal-hal yang memang sudah Cinthia lakukan,” kata Cinthia saat diwawancarai tim liputan Travel Club belum lama ini.
Ternyata tak hanya bertugas, darah cantik kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat ini, juga selalu eksis dalam melestarikan lingkungan. Di Kalimantan Barat, Cinthia memiliki komunitas pemerhati lingkungan. Meski berada di Jakarta, Cinthia tak henti-hentinya menyumbang ide dan gagas untuk komunitas tersebut.
“Cinthia kan punya komunitas yang namanya Green is Pioner, walaupun basenya ada di Kalimantan Barat, saya tetap ngebantu, bagaimana mereka membikin kegiatan, apalagi nanti tahun ini, di bulan Juni akan kegiatan hari lingkungan hidup sedunia, tanggal 5 Juni, jadi kita lagi bikin konsep untuk acara hari lingkungan hidup,” ujar Cinthia.
Jika bicara lingkungan, yang menjadi konsentrasi Cinthia adalah tentang sampah. Cinthia mengatakan, sampah merupakan masalah yang tidak ada habisnya. Padahal sudah banyak yang dilakukan Pemerintah untuk menanggulangi masalah klasik ini.
Menurut Cinthia, mengatasi sampah tidak hanya mengandalkan Pemerintah saja, butuh kolaborasi antara semua pihak, termasuk masyarakat. Cinthia menilai masyarakat memiliki peran penting untuk menyelesaikan masalah sampah ini, pasalnya sampah yang menumpuk, awalnya berasal dari tangan masyarakat. Karena itu, diharapkan ada kesadaran dari masyarakat untuk lebih selektif dalam menggunakan produk yang hasil akhirnya menjadi sampah.
“Lebih menyadari saja bagaimana mencintai lingkungan khususnya itu soal sampah, membuang sampah pada tempatnya atau mengurangi barang-barang yang bisa menghasilkan sampah, seperti menggunakan barang-barang yang mudah hancur dan lain-lain. Itu menurut Cinthia penting walaupun hal kecil. Satu hal saja seperti sampah, tapi kalau semua kita lakukan, semua masyarakat sadar dan mau melakukan itu dapat berdampak besar bagi kita semua,” ungkap lulusan Universitas Pancasila ini.
Cinthia menilai, kebijakan atau program yang dijalankan Pemerintah sudah cukup untuk mengatasi masalah lingkungan. Tapi lagi-lagi jika tidak dibantu lapisan masyarakat, maka program itu akan jalan di tempat. Masyarakat harus mendukung program yang dicetuskan Pemerintah untuk mengatasi masalah lingkungan di negeri ini.
“Menurut saya sudah cukup program, bahkan programnya sudah lebih dari cukup. Program-program yang dibuat oleh Pemerintah, Presiden, Kementerian Lingkungan dan lain-lain. Tapi yang menjadi masalahnya adalah masih ada masyarakat yang masih kurang kesadaran untuk ikut menjalani program-program itu. Misalnya Pemerintah sudah menyediakan tempat sampah, misalkan sampah organik dan non organik. Tapi masyarakat, sampai hari ini masih ada saja yang membuang sampah tidak pada tempatnya,” ungkap Cinthia.
Seperti diketahui, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Upaya tersebut merupakan satu dari enam arah pembangunan LHK di tahun 2020 ini. Untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup KLHK akan menggencarkan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS), perlindungan dan pengendalian pencemaran lingkungan, pengelolaan sampah, penegakan hukum, hingga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan serta restorasi gambut.
Sementara untuk 6 arah pembangunan lainnya yakni, pertama, memperkuat ekonomi nasional, investasi dan ekspor melalui deregulasi perizinan yang menghambat, pemberian insentif dan kepastian hukum. Kedua, melakukan pengentasan kemiskinan melalui Perhutanan Sosial, TORA, hingga kelompok tani hutan mandiri. Ketiga, melakukan pembangunan infrastruktur yang langsung dirasakan masyarakat. Keempat, penguatan pendidikan vokasional untuk menghasilkan sumber daya manusia yang siap kerja dan yang terakhir, penguatan program yang menyerap tenaga kerja masyarakat dalam jumlah besar. (Sigit)