Dipercayakan Presiden Menjadi Menkes
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih Letjen TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad menjadi Menteri Kesehatan menggantikan Nila F Moeloek, untuk lima tahun ke depan.
Terawan yang dikenal sebagai spesialis terapi cuci otak dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram) ini memang telah lama berkecimpung di dunia kesehatan.
Terawan tercatat menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada tahun 1990, lalu dirinya melanjutkan studi S2 Spesialisasi Radiologi di Universitas Airlangga tahun 2004, serta menyelesaikan Doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar pada tahun 2013.
Jenderal Bintang Tiga ini, juga pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD Gatot Subroto dan tim dokter Kepresidenan.
Setelah menyelesaikan pendidikan dokter, Terawan memutuskan untuk mengabdikan dirinya di instansi militer Angkatan Darat. Dia kemudian ditugaskan ke beberapa daerah, di antaranya Bali, Lombok, dan Jakarta.
Diberi kepercayaan oleh Presiden Jokowi memimpin Kementerian Kesehatan, Terawan bakal melanjutkan program kesehatan di era kepemimpinan Nila Moeloek. Menurut Terawan, program kesehatan yang sudah dijalankan Kementerian Kesehatan saat dipimpin Nila dari 2014-2019 sangat mendasar dan dibutuhkan masyarakat.
“Saya melihat Ibu (Nila) menunjukkan berbagai program kesehatan mendasar seperti Germas, PISPK, dan yang luar biasa adalah Nusantara Sehat (NS),” kata Terawan.
Ditugaskan selesaikan 4 masalah kesehatan
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo sehari sebelum ia dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dalam kepemimpinannya Terawan bakal menjadikan stunting (balita pendek) dan JKN sebagai fokus utama. Selain itu, tentang harga obat yang masih tinggi dan kurangnya penggunaan alat kesehatan dalam negeri.
“Hal tersebut akan menjadi fokus perhatian kita bersama yang akan diupayakan solusinya. Untuk itu saya berharap bisa bekerja sama menciptakan inovasi dalam mengupayakan kesehatan. Sementara yang sudah dirintis sebelumnya (program kesehatan sebelumnya) akan dilanjutkan dan ditingkatkan,” ujar Terawan.
Untuk masalah stunting, pada masa akhir jabatannya Menkes Nila Moeloek, mengumumkan angka stunting turun sekitar 3,1 persen di tahun 2019. Dari 30,8 persen di 2018, turun menjadi 27,67 persen (2019) atau sekitar 6 juta lebih bayi berusia 0-5 tahun yang menderita stunting.
“Terimakasih Ibu Nila, dalam kurun waktu lima tahun angka stunting telah berhasil diturunkan hampir 10 persen. Untuk itu, mari kita teruskan dan prioritaskan program penurunan stunting yang sudah ada agar mencapai target sesuai kesepakatan dunia dalam rangka siapkan SDM yang unggul,” kata Terawan.
Menuruni angka stunting di bawah 20 persen
Terawan ditargetkan untuk menurunkan stunting menjadi di bawah 20 persen pada 2024. Terawan juga menyebut akan terdapat beberapa inovasi untuk menyelesaikan persoalan kesehatan di Indonesia.
Salah satu upaya Terawan untuk menurunkan angka stunting, yakni dengan berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). “ Di BKKBN dan Kemenkes, ada dirjen-dirjen berbeda dan itu akan disinkronkan . Kalau tidak bisa fokus, pencapaiannya tidak akan bagus,” ungkap Terawan.
Menurut Terawan penanganannya angka dikonsentrasikan pada anak-anak di bawah tiga tahun, karena pertumbuhan emas ada di usia tiga tahun. “ Saat kita beri fondasinya di tiga tahun karena kehidupan dia di tiga tahun pertama, anak yang harus fokus.
Selain itu, Terawan juga akan meningkatkan lagi kegiatan-kegiatan yang ada di posyandu. Terawan menilai kegiatan di posyandu menjadi solusi yang ampuh dalam menekan angka stunting.
“Posyandu harus digiatkan lagi. Komunikasi antara ibu-ibu menjadi baik, tidak ngerumpi saja, tapi menolong bayi-bayi, menolong saling membantu pemberian peningkatan gizi,” katanya,” tuturnya.
Berupaya tingkatkan keuangan JKN
Mengenai JKN, Terawan mengatakan akan bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk mencari solusi perihal isu keuangan JKN, mengingat dengan bertambahnya peserta memperlihatkan bahwa layanan itu sangat dibutuhkan warga Indonesia.
Menkes Terawan sendiri mengatakan akan bekerja sama dengan Kepala BPJS Kesehatan Fachmi Idris untuk membedah masalah dan mencarikan solusi perihal JKN.
Solusi lainnya untuk mengatasi defisit JKN, Terawan akan menggandeng unicorn. Unicorn merupakan perusahaan rintisan dengan nilai kapitalisasi lebih dari US$1 miliar. Indonesia saat ini memiliki lima unicorn, GoJek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka dan Ovo.
Terawan mengatakan pelibatan unicorn dilakukan untuk menghapus sekat dinding pelayanan dokter tanpa melibatkan anggaran BPJS Kesehatan. Ia menambahkan Kementerian Kesehatan telah memiliki aplikasi konsultasi medis gratis bernama Sehatpedia.
“Aplikasi itu milik Kemenkes, itu bisa saya sambungkan dengan para unicorn. Sehatpedia ini sudah terjadi dan tidak ada pemungutan biaya sama sekali. Ada 638 dokter yang nyata-nyata mau memberikan informasi tanpa meminta bayaran,”
Terapkan 4 langkah atasi harga obat dan alat kesehatan
Selain menurunkan angka stunting dan memperbaiki program JKN-KIS, menurunkan harga obat dan meningkatkan penggunaan alat kesehatan (alkes) di dalam negeri menjadi beberapa hal dari prioritas pemerintahan Jokowi-Maruf Amin di bidang kesehatan. Menurunkan harga obat dan meningkatkan penggunaan alkes di dalam negeri diharapkan bisa menekan tingginya biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (RS), yang pada akhirnya juga mengurangi beban pembiayaan program JKN-KIS yang terus mengalami defisit setiap tahunnya.
Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto mengatakan, untuk melaksanakan prioritas tersebut, Kemkes akan meningkatkan pengendalian harga obat dan alkes. Beberapa strategi akan dilakukan.
Pertama, memperbaiki regulasi untuk mempercepat obat generik masuk ke pasar. Kedua, dilakukan deregulasi penerbitan izin edar bagi industri. Ketiga, mendorong investasi untuk meningkatkan produksi obat generik dan alat kesehatan di Indonesia. Keempat, memfasilitasi pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan, seperti biopharmaceutical, vaksin, bahan farmasi aktif atau active pharmaceutical ingredient (API) kimia. (Sumber Kemenkes dan berbagai lembaga)
Profil
Nama : Letjen TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad
Tempat/tanggal lahir : Yogyakarta, 5 Agustus 1964
Jabatan : Sebelum menjadi Menteri Kesehatan Periode 2019-2024, Beliau pernah ditugaskan ke beberapa daerah antara lain Lombok, Bali dan Jakarta untuk mengemban tugas sebagai pelaksana medis/kesehatan militer. Beliau juga pernah menjabat sebagai Tim Dokter Kepresidenan pada tahun 2009 dan pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD tahun 2015.