Keindahan bumi Mandalika bak seorang puteri. Mereka sama-sama berparas cantik, anggun dan indah. Mereka adalah dua entitas yang berbeda, namun sama-sama memiliki pesona yang mampu menarik hati siapa pun yang melihatnya.
Ungkapan itu bisa dibilang representasi dari kisah yang beredar di masyarakat bahwa pada zaman dulu ada seorang puteri raja yang berparas cantik. Kecantikannya itu telah menarik hati seorang pangeran dan beberapa pemuda lainnya untuk bisa jadi kekasihnya.
Sang raja tak bisa berbuat apa-apa selain menyerahkan keputusan kepada Sang Puteri, anaknya. Sang Puteri pun terdiam seribu bahasa. Akhirnya, Sang Puteri memutuskan untuk pergi ke suatu tempat untuk bersemedi dengan harapan dapat jawaban yang baik untuk semuanya.
Pulang dari semedi, Sang Puteri mengundang pangeran dan beberapa pemuda yang ingin mempersuntingnya. Pangeran dan para pemuda itu sudah tak sabar untuk mendengar jawaban dari Sang Puteri, kira-kira siapakah yang layak menjadi pendampingnya.
Nahas, harapan tinggalah harapan. Para lelaki itu termasuk pangeran memasang wajah muram, seakan tak percaya dengan jawaban Sang Puteri. Sang Puteri ternyata tak ingin dirinya menjadi penyebab perpecahan dan pertumpahan darah di antara para pemuda itu.
Yups, Sang Puteri ternyata tidak memilih salah satu dari pemuda-pemuda itu, dia lebih memilih menjatuhkan diri ke laut, dia hilang bak ditelan ombak dan tak pernah kembali. Paras cantiknya menyatu dengan samudera dan alam sekitarnya.
Sang Puteri kini jadi kenangan, membuat para penutur dan pendengar ceritanya menjadi penasaran dengan parasa cantiknya. Puteri itu bernama Puteri Mandalika.
Kini, nama Sang Puteri telah abadi menjadi sebuah kawasan wisata di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Itulah sebaris kisah asal-usul nama Mandalika yang kini bertransformasi menjadi kawasan wisata.
Yups, nama Mandalika belakangan sering disebut-sebut netizen karena selalu memenuhi beranda media, bukan sebagai nama puteri sang raja, melainkan sebagai tempat wisata.
Usut punya usut, keramaian itu ternyata disebabkan karena Mandalika masuk dalam daftar 5 destinasi super prioritas ala Menteri Pariwisata, Wishnutama Kusubandio.
Lima destinasi itu meliputi Danau Toba, Likupang, Borobudur, Labuan Bajo dan Mandalika.
Masuknya Mandalika dalam Lima destinasi super prioritas itu menurut saya sangat tepat, mengingat Mandalika memiliki segudang pesona alam yang indah, asri dan mampu menghipnotis siapa pun yang mengunjunginya.
Buktinya, selain sebagai bagian dari Lima destinasi super prioritas, Mandalika juga sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) pada tahun 2017.
KEK ini meliputi bidang pariwisata yang diharapkan mampu menjadi tempat liburan yang representatif di Lombok karena sudah dilengkapi dengan beberapa hotel dan fasilitas rekreasi lainnya.
Mandalika sendiri merupakan kawasan wisata seluas 1.035 hektar di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Adapun tempat wisata yang menjadi incaran para wisatawan di Mandalika ialah Pantai Kuta, Pantai Seger, Pantai Sereting, Bukit Merese, Pantai Tanjung Aan, Batu Payung, dan Pantai Grupuk.
Pantai Kuta
Sabar dulu. Saya tidak sedang ngelantur kok, memang benar pantai yang terletak di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah ini bernama Pantai Kuta, pantai yang terletak di kawasan wisata Mandalika, tepatnya berada di sisi barat Mandalika.
Namanya memang mirip dengan salah satu pantai di Bali, yaitu Pantai Kuta. Nama pantai ini merujuk pada posisi pantai yang terletak di Desa Kuta.
Karena kemiripan nama itu, masyarakat sering membanding-bandingkan Pantai Kuta Lombok dengan Pantai Kuta Bali.
Masyarakat umum, khususnya pecinta pantai yang sudah berkunjung ke kedua pantai ini menilai kalau pantai Kuta Lombok lebih indah, lebih bersih dan lebih sepi dari Pantai Kuta Bali.
Yups, keindahan Pantai Kuta Lombok bisa kita lihat dari hamparan pasir pantianya yang berwarna putih dan bersih, seluas 7,2 kilometer, apalagi saat hamparan pasir putih itu bergelombang dengan sedikit di hiasi oleh beberapa terumbu karang, benar-benar eksotis dan menakjubkan.
Baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, saya kira akan menjadikan Pantai Kuta ini sebagai daftar wisata pertama yang akan mereka kunjungi saat berada di Lombok Tengah. Alasannya cukup sederhana. Salah satunya karena Pantai kuta sudah memiliki fasilitas umum yang cukup lengkap dan letaknya yang strategis.
Selain itu, Pantai Kuta juga dekat dengan Masjid Agung Nurul Bilad. Masjid megah dengan gaya arsitektur atap tumpang yang telah diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Keberadaan Sirkuit Mandalika yang lokasinya tak jauh dari Pantai Kuta juga merupakan alasan lain mengapa wisatawan berkunjung ke pantai ini.
Sirkuit Mandalika rencananya akan digunakan untuk pagelaran balap motor bergengsi di dunia, MotoGp tahun 2021 mendatang.
Di sisi barat pantai terdapat satu bukit bernama Bukit Mandalika. Konon bukit ini dulunya adalah tempat berdirinya Puteri Mandalika sebelum terjun ke lautan. Di bukit ini wisatawan bisa melihat keindahan Pantai Kuta secara utuh.
Di atas bukit ini kita bisa menikmati gelombang ombak yang relatif tenang, birunya air laut dengan buih-buih putih menepi ke pantai serta hijaunya tumbuhan yang melingkari pantai.
Jangan lupa untuk mengabadikan momen indah di tiap sudut pantai. Lebih bagus lagi jika menggunakan kamera drone. Lanskap alam Pantai Kuta akan terobjektifikasi secara menyeluruh dan indah.
Selain menyuguhkan keindahan alam, selama perjalanan menuju Pantai Kuta, wisatawan juga akan menyaksikan keindahan budaya, salah satunya helaian kain tenun tradisional. Kain tenun ini diproduksi langsung oleh masyarakat Suku Sasak, penghuni asli Pulau Lombok yang tinggal di Desa Sade.
Oh iya, hampir saja lupa… di sini saya akan memberikan sedikit tips bagaimana caranya agar bisa mengunjungi Pantai Kuta dengan simpel dan ramah di kantong.
Dari Kota Mataram, pantai ini berjarak sekitar 72 kilometer ke arah tenggara atau membutuhkan 90 menit waktu perjalanan. Sesampainya di sini, pengunjung disarankan untuk menyewa mobil atau bergabung dengan paket tour.
Alasannya apalagi kalau bukan untuk murah-meriah. Kendaraan umum di sini sangat jarang dan cenderung lebih mahal. Jam operasinya juga sangat terbatas sampai jam 3 sore.
Adapun aktivitas mantai yang bisa wisatwan lakukan di Pantai Kuta antara lain snorkeling, selancar, bermain pasir, bermain air, menikmati panorama sunset dan lain-lain.
Jika wisatawan ingin berlama-lama menghabiskan waktu liburan di pantai ini, jangan khawatir, di sini sudah banyak penginapan dan hotel. Mulai dari harga yang terjangkau sampai dengan harga yang mahal.
Pantai Seger
Setelah puas menjajal pesona Pantai Kuta, wisatawan bisa bergeser ke Pantai Seger. Lokasinya tak jauh dari Pantai Kuta, hanya beda desa. Tepatnya terletak di Desa Sukedane, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Pantainya mirip-mirip dengan lanskap tanjung.
Pantai Seger masih satu garis dengan Pantai Kuta, jarak antar keduanya sekitar 2 kilometer ke arah timur. Pesona Pantai Seger tak jauh beda dengan Pantai Kuta.
Pasir pantainya yang berwarna putih halus, air lautnya berwarna biru dan tekstur airnya sangat jernih serta dipenuhi gugusan bukit yang menjulang tinggi, menjadi daya tarik tersendiri pantai ini dalam memikat hati wisatawan. Adapun aktivitas andalan di pantai ini ialah snorkeling dan surfing.
Daya tarik lainnya yaitu adanya festival tahunan yakni Festival Bau Nyale. Festival ini selalu digelar di Pantai Seger.
Festival Bau Nyale bisa dibilang salah satu ritual masyarakat setempat untuk menghormati Puteri Mandalika. Bentuk penghormatan lainnya ialah adanya Patung Puteri Mandalika yang dibangun di atas batu karang dan menghadap ke lautan.
Dalam festival ini, masyarakat ramai-ramai memenuhi Pantai Seger untuk berburu cacing laut (Nyale) yang selalu muncul tiap tahun, biasanya muncul sekitar bulan Februari-Maret.
Mereka meyakini kalau cacing laut yang mereka buru ialah jelmaan atau reinkarnasi Puteri Mandalika. Cacing yang sudah ditangkap biasanya langsung diolah oleh masyarakat setempat menjadi masakan enak khas Mandalika.
Keunikan ini tak jarang membuat wisatawan nusantara dan mancanegara tertarik untuk berkunjung ke Pantai Seger. Wisatawan, termasuk saya menilai kalau Pantai Seger memiliki popularitas yang hampir sama dengan Pantai Kuta.
Di sini wisatawan bisa menemukan beberapa spot unik dan menarik apalagi buat pengunjung yang hobi berswafoto untuk dijadikan status di media sosial.
Pantai Seger adalah surganya spot foto menarik, salah satunya berfoto dengan latar Patung Puteri Mandalika yang menghadap ke laut di sebelah utara pantai.
Yups, sebelah utara Pantai Seger memang merupakan spot andalan para pengunjung, apalagi bagi mereka yang hobi berenang dan snorkeling.
Kontur pantainya yang landai dan gelombang air lautnya yang relatif tenang, sangat cocok untuk dijadikan tempat berenang dan melihat terumbu karang serta ikan-ikan mungil.
Jika sudah merasa cukup berbasah-basahan, berjemur atau bersantai di atas pantai dengan gazebo-gazebo ciamik adalah pilihan yang tepat sembari menyaksikan atraksi surfing yang dilakukan oleh wisatwan asing.
Pilihan lainnya berjalan santai menyusuri jembatan bambu yang lumayan panjang sembari jeprat-jepret ke tiap sudut laut yang memiliki spot instagramable.
Pantai Tanjung Aan
Rasanya rugi sekali jika berkunjung ke Mandalika hanya untuk menikmati satu pantai saja. Cobalah tengok sejenak ke sebelah timur Pantai Seger tadi, pengunjung akan menemukan beberapa pantai indah lainnya, salah satunya ialah Pantai Tanjung Aan.
Pantai Tanjung Aan adalah serpihan surga di Pulau Lombok. Keindahan pantai dan alam sekitarnya tak bisa kita dustakan. Letaknya di Desa Lombok, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Dari Pantai Kuta jaraknya hanya 3 kilometer atau membutuhkan waktu perjalanan sekitar 15 menit. Tapi jika perjalanan dimulai dari Kota Mataram, pengunjung membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Sedangkan jika perjalanan dimulai dari Pantai Senggigi, pengunjung memerlukan waktu hampir dua jam.
Agar waktu liburan lebih efisien, sebaiknya pengunjung yang akan menjajal semua pantai di Mandalika ini dilakukan secara sistematis sesuai urutan posisi pantai. Baik dimulai dari Pantai Kuta di sebelah barat maupun di mulai dari Pantai Gerupuk, di sebelah timur.
Selain dua pantai di atas, Pantai Tanjung Aan juga menjadi pantai andalan warga Lombok dalam menggaet wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Salah satunya karena memiliki tekstur pantai yang landai dan unik.
Betapa tidak, sesampainya di Pantai Tanjung Aan, kedua kaki langsung mendarat tepat di atas hamparan pasir yang memiliki sensasi seperti menginjak butiran merica. Masyarakat meyakini bahwa menginjak pasir ini akan membuat peredaran darah lancar dan membuat tubuh tetap sehat.
Menurut penuturan warga sekitar, tekstur pasir yang menyerupai butiran merica ini berasal dari fosil-fosil terumbu karang yang telah lama hancur.
Gelombang ombak Pantai Tanjung Aan relatif kecil, cocok bagi pengunjung yang hobi berenang dan snorkeling.
Alam bawah lautnya terkenal dengan pemandangan terumbu karang dan habitat ikan-ikan lucu dengan kedalaman yang cukup dangkal.
Kamera underwater mungkin benda wajib yang harus kita bawa saat berkunjung ke sini. Dengan kamera underwater itu kita bisa berswafoto dengan latar alam bawah laut yang indah sepuasnya.
Pantainya yang landai dengan hamparan pasirnya yang berbutir dan berwarna putih, kerap digunakan oleh anak-anak untuk wahana bermain, bahkan terlihat juga beberapa pasangan muda yang hanyut bermain pasir dengan ala kekinian. Kondisi tersebut membuat Pantai Tanjung Aan ramah dan cocok dikunjungi oleh semua kalangan.
Nuansa alamnya masih asri, natural dan udaranya sejuk. Terik mataharinya juga enak, hembusan angin dari arah samudera pun turut hadir menyegarkan para pengunjung yang sedang bersantai di tiap sudut pantai.
Batu Payung
Tiap jengkal Pantai Tanjung Aan adalah keindahan. Batu Payung salah satunya. Yups, memang banyak cara untuk menikmati pesona alam Pantai Tanjung Aan, salah satunya dengan mengunjungi Batu Payung.
Batu Payung adalah sebuah batu karang yang berdiri tegak di pinggir pantai, menyerupai bentuk payung. Dinamakan Batu Payung karena batu ini bisa digunakan untuk berteduh layaknya sebuah payung.
Bermain air dan berswafoto dengan latar Batu Payung adalah aktivitas andalan pengunjung.. Bagi mereka, berswafoto dibalik Batu Payung adalah simbol kalau mereka pernah berkunjung ke Pantai Tanjung Aan, Lombok. Ada juga yang berselancar, meliuk-liuk menantang ganasnya ombak Pantai Tanjung Aan.
Batu Payung masih satu kawasan dengan Pantai Tanjung Aan. Untuk bisa ke sini, pengunjung cukup menyewa perahu tradisional atau menyewa private lo-boat.
Waktu itu harga sewa private lo boat terbilang mahal, sekitar 300 ribu dengan waktu yang tidak ditentukan. Harga ini sebetulnya masih bisa kurang jika pengunjung pandai menawar.
Bukit Merese
Menikmati pesona pantai yang paling populer dan yang tak pernah terlewatkan ialah menikmati sunset di waktu senja. Saat itu, lautan biru bertemu dengan langit yang sudah berubah menjadi merah jingga.
Sunset di waktu senja adalah pemandangan sempurna. Akan lebih sempurna lagi jika dilihat dari atas Bukit Merese.
Di pantai-pantai lain, untuk menikmati dan melihat panorama indah sunset itu, wisatawan cukup berdiri atau bersantai di tepi pantai. Beda halnya saat berada di Pantai Tanjung Aan. Menikmati sunset dengan lanskap sempurna ialah bukan di tepi pantainya, melainkan di puncak Bukit Merese.
Bukit Merese tidak jauh dari Pantai Tanjung Aan. Bukit ini tiada lain ialah bukit yang mengapit Pantai Tanjung Aan. Kondisi tersebut membuat Pantai Tanjung Aan bak kolam renang besar karena gelombang ombak tertahan oleh bukit.
Untuk bisa sampai ke atas bukit, pengunjung hanya butuh niat, karena aksesnya sangat mudah. Cukup mendaki di jalan setapak. Jangan lupa pakai alas kaki, karena sepanjang jalan kita akan treking melewati jalanan tanah berkarang yang cukup terjal.
Tapi tenang, sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan dengan tumbuhan hijau yang menyelimuti bukit dan pemandangan laut lepas Tanjung Aan.
Bagi kaum rebahan, memang rada ribet sih, apalagi kalau sudah nyaman bersantai di atas pantai, toh pada akhirnya sunset itu akan datang pada waktunya dan bisa disaksikan di tepi pantai.
Tapi percaya deh, menikmati sunset di atas Bukit Merese itu beda banget, kita bisa melihat pemandangan sunset, langit senja, laut lepas, garis pantai dan pemandangan alam lainnya secara utuh. Pokonya beda banget deh…
Payung Jerami
Tak hanya Batu Payung, Pantai Tanjung Aan juga diperindah dengan adanya deretan Payung Jerami di sepanjang pantai.
Payung Jerami adalah payung yang atapnya terbuat dari rajutan jerami, sedangkan tiang penyangganya terbuat dari batang pohon. Payung jerami juga telah dilengkapi dengan bangku untuk bersantai yang beralaskan matras.
Rebahan di bawahnya adalah opsi terbaik, apalagi sambil menyeruput es kelapa muda dan menghadap pemandangan laut lepas. Kenikmatan yang hakiki bukan?
Oh iya, Jangan lupa juga untuk menikmati hidangan khas Lombok dengan harga yang variatif. Lokasinya tak jauh dari Payung Jerami. Menyantap hidangan khas adalah menu wajib saat kita berwisata, apalagi tempat wisata itu berada di kawasan Mandalika.
Hidangan khasnya dipercaya mampu bikin lidah bergoyang, khsusnya menu-menu yang berbahan dasar seafood. Dijamin ketagihan deh…
Pesona alam Mandalika benar-benar telah menyuguhkan panorama alam, ragam kebudayaan dan hidangan khas yang tak bisa kami dustakan. Selamat mencoba…