Apakah yang menarik dari kegiatan wisata pesisir atau wisata bahari? Yang terlihat tentu hanya itu-itu saja. Pantai, pasir, laut, karang, ikan. Namun, jangan salah. Bagi wisatawan, khususnya pecinta pantai dan suasana yang jauh dari keriuhan perkotaan, wisata bahari menjadi jawaban pas untuk berelaksasi. Berdasarkan penelitian, faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan pada sebuah obyek wisata antara lain adanya daya tarik wisata di lokasi tersebut. Sehingga, keberadaan pantai berikut suasana pemandangan yang menyertainya menjadi suatu daya tarik dari suatu lokasi wisata pantai. Begitu pula keberadaan ekosistem terumbu karang yang dimanfaatkan untuk wisata snorkeling dan selam, daya tarik inilah yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke lokasi wisata pesisir atau bahari.
Namun, adakalanya pernahkah terpikirkan bagi wisatawan yang ingin berwisata pesisir atau bahari di akhir pekan, tapi bosan ke tempat itu-itu saja? Tetapi tetap ingin melakukan kegiatan wisata yang masih terjangkau dari segi jarak dan biaya? Biasanya bagi penyuka pantai dan laut serta kegiatan wisata yang menyertainya akan memilih ke Pantai Ancol atau ke Kepulauan Seribu. Namun, ada kalanya wisatawan merasa bosan ke tempat yang sama berulang-ulang kali.
Daerah Banten, khususnya Serang, juga menawarkan eksotisme wisata laut yang tidak kalah menawan dari Kepulauan Seribu. Adalah Pulau Tunda, yang terletak di bagian Utara Serang ini menawarkan keindahan bawah laut yang tak kalah dibanding Kepulauan Seribu. Bila ingin menikmati eksotisme keberadaan ekosistem bawah laut bisa mengunjungi pulau ini untuk sekedar berenang, snorkeling atau bahkan diving (selam). Belum lagi jika wisatawan mengincar momen-momen sunset (matahari terbenam) dan sunrise (matahari terbit), pulau ini menawarkan spot-spot instagrammable untuk diabadikan. Belum lagi pemandangan dari dermaga dan menara mercusuar yang menambah daya tarik pulau ini bagi para pelancong wisata pesisir.
Berwisata Pulau Tunda dengan Open Trip
Pulau Tunda bisa dijangkau dalam waktu 1-2 jam dari pelabuhan Karangantu, Serang. Jika dari ibukota DKI Jakarta, wisatawan yang ingin berkunjung bisa menuju Pelabuhan Karangantu, Serang yang terletak sekitar 45 menit perjalanan mobil dari Kota Serang. Dan untuk mencapai Serang, biasanya ditempuh selama kurang lebih 2,5-3 jam perjalanan dari Jakarta.
Adakalanya open trip (perjalanan wisata grup dari berbagai kalangan yang dikumpulkan di titik pertemuan) dengan harga terjangkau diadakan oleh guide (pemandu wisata) ke pulau ini. Dan guide-guide ini umumnya merupakan warga lokal Pulau Tunda yang mencari penghasilan dari pengadaan kegiatan wisata pesisir. Open trip dijalankan dengan jumlah peserta sedikitnya 15 -18 orang.
Open trip perjalanan wisata pesisir sedang menjadi tren bagi wisatawan dalam beberapa tahun terakhir. Khususnya bagi wisatawan solo yang ingin melakukan kegiatan wisata dengan harga terjangkau dengan ikut rombongan yang terbuka untuk umum. Paket yang ditawarkan pun tidak mewah, lazimnya hanya terdiri dari tempat penginapan dan akomodasi makan 2-3 kali sehari. Karena memang targetnya untuk para wisatawan solo yang biasanya hanya mencari kepuasan dari kegiatan wisata di lokasi wisata tujuan. Apalagi yang tujuannya sedikit ke arah backpacker, tidak mencari kemewahan, tapi kepuasan menjelajah dengan irit biaya dan perjalanan bersifat independen.
Contohlah Ansor, seorang warga lokal Pulau Tunda yang berprofesi sebagai guide wisata rutin mengadakan open trip pada saat akhir pekan (weekend) atau hari-hari biasa (weekdays). Namun, pengadaan open trip ini pun tergantung dari situasi gelombang dan cuaca. “Jika musim gelombang tinggi dan cuaca tidak bersahabat kami tidak adakan open trip. Musim-musim ramah untuk pengunjung itu contohnya bulan April dan Mei. Gelombang tidak terlalu tinggi, ombak tenang, cuaca cukup mendukung dan kondisi air pun jernih sehingga bagus untuk wisata snorkeling,” terang Anshor. Di bulan-bulan ini dia mengakui banyak yang menanyakan tanggal open trip untuk berwisata. Tidak jarang ia pun mengadakan open trip dua minggu sekali.
Lebih jauh dia menjelaskan, biasanya open trip akan diadakan dari Jumat malam hingga waktu kepulangan pada Minggu siang. Jika Jumat malam, akan ada titik pertemuan (meeting point) bagi wisatawan yang ingin ikut open trip karena berasal dari tempat tinggal yang berbeda. Meeting point lazimnya ditentukan di tempat-tempat dengan ruang berkumpul yang cukup terbuka, luas, dan bisa memuat kendaraan sewaan berupa mobil, bis, atau elf.
“Biasanya saya adakan meeting point di Terminal Serang (terminal bis) karena ada peserta open trip dari berbagai tempat tinggal. Kalau di Terminal Serang biasanya meeting point-nya itu pas hari Sabtu pagi. Namun seringnya, wisatawan yang ikut open trip itu dari Jakarta. Nah yang dari Jakarta ini biasanya sudah komunikasi untuk berangkat bareng dari Jumat malam atau Sabtu subuh dengan meeting point yang sudah ditentukan,” ungkap Anshor.
“Dan kadang ada juga yang menanyakan open trip di hari-hari biasa (hari kerja). Nah, untuk hari kerja ini biasanya kita adakan juga tapi terbatas dan harganya pun lebih tinggi daripada open trip weekend. Karena kita atur jadwal lagi, dan pesertanya lebih sedikit sehingga imbasnya biaya trip pun lebih tinggi,” tambah Anshor.
Sederhana tapi Berkesan
Ketika peserta open trip sudah berkumpul, maka perjalanan dilanjutkan menuju Pelabuhan Karangantu. Dari pelabuhan ini, wisatawan pun berangkat ke pulau dengan perahu mesin yang bisa memuat penumpang sedikitnya 20 orang beserta barang bawaan. Untuk perahu mesin ini ia sudah kerjasamakan dengan nelayan asal Pulau Tunda yang memiliki perahu tersebut atau memang pemillik perahu yang dikhususkan untuk transportasi antar pulau.
Anshor pun menjelaskan mengenai agenda detail kegiatan di Pulau Tunda. Ia juga menjelaskan teknis yang harus dijalankan wisatawan sejak dari perahu hingga akhir perjalanan hari Minggu nanti. Tak lupa dia mengenalkan Pulau Tunda secara umum kepada wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ke pulau ini.
Diantara itu, tidak mengherankan pula terdapat beberapa wisatawan yang ternyata sudah pernah berkunjung ke pulau ini sebelumnya. Ternyata Anshor pun melebarkan sayap open trip nya melalui kerjasama dengan penyelenggara open trip lain atau tur wisata pesisir. Sehingga penyelenggara open trip tersebut sudah berkali-kali berkunjung ke pulau ini membawa wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Tunda.
“Saya sudah tiga kali ke pulau ini. Selain saya kerjasama dengan Anshor untuk tur open trip dari Jakarta, saya juga sering mengambil gambar atau video promosi tur saya. Belum lagi saya bisa menikmati keindahan bawah laut pulau ini,” ungkap salah satu pemimpin grup open trip dari Jakarta, Erwin. Erwin mengungkapkan, perjalanan trip yang ia adakan selain di Pulau Tunda, adalah ke Kepulauan Seribu serta Karimun Jawa. Tidak jarang, Erwin yang juga sering snorkeling dan berenang ikut mengabadikan kegiatan wisatawan di bawah air untuk didokumentasikan.
Sesampainya di pulau, wisatawan akan diajak berkeliling dan bersantai di pulau dengan luasan sekitar 200 hektar-an ini. Sehabis makan siang, Anshor pun mengajak para wisatawan untuk berperahu ke spot snorkeling pertama di sekitar pulau. Total hari pertama ia katakan terdapat dua spot snorkeling bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan bawah laut Pulau Tunda. Untuk peralatan snorkeling ia sewakan berupa goggle dan fin.
Dan bagi penikmat wisata snorkeling bisa jadi jatuh cinta pada keberagaman terumbu karang di pulau ini. Bila memasuki musim dengan ombak tenang dan airnya jernih, di spot-spot tertentu untuk snorkeling dengan mudah dilihat keberagaman dan keindahan bawah air pulau ini cukup dari atas perahu. Apalagi jika sudah memasuki alam bawah laut ini di kawasan ini. Sudah menceburkan diri ke laut saja rasanya sudah jatuh cinta dengan warna biru dan kejernihannya. Apalagi sudah memasuki ke daerah terumbu karangnya, wisatawan yang snorkeling langsung disambut rombongan ikan sersan mayor (Abudefduf spp.) dan ikan napoleon (Cheilinus undulatus) yang memang lazim berada di sekitar terumbu karang. Tidak itu saja, wisatawan bahkan bisa menemukan anemon dan ikan badut (clown fish/Amphiprion spp.) yang sudah kadung terkenal di kalangan pecinta ikan laut.
Jika beruntung, ada kalanya rombongan lumba-lumba menyusuri pulau dalam arah migrasinya. Sehingga tidak lain menampakkan sosok-sosok ikan mamalia ini kepada wisatawan yang sedang menikmati pemandangan laut dan pulau dari perahu. Hal ini tidak lain perairan di sekitar Pulau Tunda merupakan salah satu arah migrasi lumba-lumba. Anshor pun mengiyakan sembari menjelaskan bahwa sudah menjadi hal lumrah bila penduduk lokal pulau melihat keberadaan lumba-lumba yang bermigrasi.
Selesai menikmati keindahan bawah laut melalui snorkeling, spot sunset pun bisa dinikmati dari tepian dermaga dan mercusuar di selatan pulau, atau di bagian barat pulau. Menjelang senja pun terlihat penduduk pulau menikmati matahari terbenam di sekitar dermaga atau mercusuar. Wisatawan yang datang biasanya akan ditawarkan Anshor untuk foto bersama dengan latar belakang sunset. Barang tentu tidak bisa dilewatkan momen instagrammable seperti ini bukan?
Malamnya pun dihabiskan dengan menikmati santap malam ikan bakar yang segaja dihidangkan untuk menghadirkan suasana pulau, termasuk dari segi makanannya. Tidak berhenti disitu. Petualangan wisata pun dilanjutkan pada esok paginya dengan berburu sunrise. Spot favorit sunrise biasanya berada di bagian utara pulau, dimana terdapat dermaga kecil dengan kondisi pantai dan ekosistem lamun yang menghiasi perairan pesisirnya. Di ufuk timur bila cuaca cerah akan muncul mentari pagi yang akan diabadikan wisatawan sebagai pemanis pagi mereka.
Sebagai catatan, di pulau ini sinyal telepon seluler cukup terbatas untuk beberapa operator. Belum lagi kondisi listrik yang mengalami pemadaman di kala siang hari. Jika wisatawan yang berniat rileks dan rehat sejenak dari hingar bingar keriuhan media sosial dan kesibukan sehari-hari, pulau ini bisa menjadi tempat pelarian dengan memberikan tantangan sehari-hari. Tampak bisa menyegarkan kembali pikiran yang sibuk dengan kegiatan kerja di Jakarta atau kota lainnya. Walau terkesan sederhana, dengan kegiatan snorkeling dan berkeliling pulau, bukti sudah terpampang di wajah-wajah wisatawan yang sudah berkunjung. Senyum lebar dibalik wajah dan kulit yang sudah berubah terpapar sinar matahari.