Travelclub.co.id – Kementerian Pariwisata RI menggelar Festival Wonderful Indonesia di perbatasan Aruk, Kota Sambas, Kalimantan Barat-Kuching (Malaysia) pada 27-29 Februari. Acara yang berlangsung selama tiga hari tersebut diramaikan pertunjukkan musik, hiburan dan kuliner.
Sekira 5.000 orang baik warga Indonesia maupun Malaysia memadati pentas Festival Wonderful Indonesia di perbatasan Aruk. Suasana perbatasan yang terletak sekira 300 kilometer dari pusat Kota Pontianak itu berlangsung meriah menghibur pengunjung dan warga setempat. Para pedagang yang ada di Aruk pun ikut mengambil peran dan mendapatkan manfaat dari acara tersebut.
Musik merupakan sorotan utama dalam Festival Wonderful Indonesia. Karya seniman musik dan film Indonesia telah dikenal negara tetangga, termasuk di Negeri Jiran. Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, musik dan lagu bisa lebih mudah mendatangkan lebih banyak orang ke Indonesia, termasuk wisatawan Malaysia.
“Musik kita diterima dengan baik di sana (Malaysia) maka menggunakan musik akan lebih cepat menggaet wisatawan masuk terutama di daerah perbatasan. Setelah itu adalah memperkenalkan cultural value lain dan menjadikan commercial value, seperti kuliner dan kunjungan ke beberapa obyek wisata yang ada di sekitar daerah itu,” jelas Arief Yahya.
Eksistensi musik Indonesia di negeri Jiran dibuktikan sejak era 70’an dimana nama-nama legendaris seperti Said Effendi, Koes Bersaudara, Alfian, Lilis Syarif, Tiar Ramon, Emilia Contessa, Inneke Kusumadewi, Aida Mustafa dan Bimbo mampu mendominasi tangga lagu populer di radio-radio Malaysia.
Hingga saat ini pun, nama-nama seperti Rossa, Krisdayanti, Syahrini, Raisa, Afghan, Judika, Cakra Khan, Sheila on 7 dan Noah sangat populer di Malaysia. Inilah yang dimaksud dengan mengubah cultural value menjadi commercial value melalui bungkus pariwisata.
“Melalui Festival Wonderful Indonesia dan event hiburan di perbatasan, secara otomatis akan mengundang banyak orang Malaysia datang dan menikmati lagu-lagu idolanya,” tambah Arief Yahya.
Kekuatan Man Made Menggaet Wisatawan
Menurut Arief Yahya, jumlah wisatawan Malaysia yang datang ke Indonesia besar pada acara “man made“. Acara-acara seperti memang bisa mengendalikan ekonomi masyarakat.
“Ketika banyak orang datang, demand akan tercipta, dan saya tidak khawatir dengan supply-nya. Masyarakat pasti menemukan kreasinya sendiri untuk mengambil manfaat commercial value-nya,” jelas Arief.
Great Batam yang meliputi Batam dan Bintan pun didorong lebih banyak event dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pagelaran musik yang dibungkus dengan acara festival cukup memikat negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Apalagi begitu banyak artis dan musisi Indonesia yang terkenal di dua negara tetangga itu.
Selain musik, olahraga seperti marathon, golf, 10-K dan lainnya juga bisa menjadi cara untuk menghadirkan lebih banyak wisman di negara tetangga.
“Kesamaan budaya, keselarasan selera, antardua negara yang berdampingan, juga memperkuat sesama orang Melayu,” tandasnya.
Setelah promosi pariwisata seperti ini digenjot, kawasan perbatasan tadi diyakini akan turut berkembang. Pada 2015, lebih dari 1,5 juta warga Malaysia berdatangan ke berbagai destinasi wisata di Tanah Air. “
Ditambah dengan program pariwisata yang baik, fasilitas bagus dan pembangunan destinasi yang baik, mudah-mudahan wilayah perbatasan bisa ikut memberi kontribusi pertumbuhan 9,26% hingga akhir 2016,” ungkap Arief Yahya.
Air Terjun Riam Merasap dan Potensi Sambas
Wilayah Aruk sendiri memiliki pesona wisata yang tak perlu diragukan, salah satunya adalah keberadaan Air Terjun Riam Merasap. Air terjun dengan ketinggian 20 meter dan lebar 8 meter itu berada di Desa Batang Air, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang. Di sekitar air terjun ini telah dibangun kantin, perhotelan, penginapan, kawasan offroad, souvenir shop, arung jeram dan budaya keramba.
Air terjun ini jernih dan mengalir deras, dihias panorama rimba tropis khas Kalimantan yang membuat air terjun ini semakin indah. Tidak jauh dari aliran air terjun Riam Merasap, ada satu buah aliran air terjun lagi yang bernama Riam Naik Kubik dengan ketinggian sekitar 8 meter.
Lebih lanjut Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Luar Negeri Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana, mengatakan bahwa Aruk dipilih sebagai pintu masuk karena tepat untuk mempromosikan keindahan alam Indonesia. Jaraknya dari Sambas tidak terlalu jauh, hanya sekira 10 kilometer saja.
“Kami mengundang masyarakat Malaysia di perbatasan untuk menikmati festival dan pentas musik yang mereka gandrungi. Kami sudah pelajari, lagu-lagu apa saja yang paling disukai orang Malaysia tetapi juga dicintai di dalam negeri,” jelas I Gde Pitana.
Air Terjun Riam Merasap hanyalah pintu gerbang untuk wisatawa yang menginginkan petualangan lebih besar. Sejatinya, Sambas menyimpan lebih banyak potensi untuk kegiatan favorit seperti snorkeling maupun berendam. Sambas bisa dibilang sebagai permata di jajaran terdepan Indonesia.
Bagi yang suka pantai, cobalah datang ke Temajuk. Jaraknya hanya 4 kilometer dari Telok Melano, Malaysia. Sekitar 3 jam perjalan dari Kabupaten Sambas.
Daerah Temajuk memiliki garis pantai sepanjang 60 kilometer, saking panjangnya tempat ini dijadikan kawasan favorit bertelur bagi penyu. Terdapat penginapan yang memadai di sekitarnya, atau apabila penginapan penuh maka masih tersedia rumah-rumah warna yang dijadikan homestay.
Panorama di Temajuk pun memesona. Pantainya masih alami yang diwarnai oleh langit biru, pasir putih terhampar luas, gugusan bebatuan granit dan karang yang eksotis. Penggila snorkeling juga bisa ikut happy di Temajuk. Teluk Atong adalah surganya snorkeling. Dan setelah lelah beraktivitas, pengunjung bisa menikmati indahnya matahari terbenam di dermaga panjang yang ada di dusun Camar Bulan.
“Banyak yang bilang tempat ini seperti surga. Sepotong surga di ekornya Kalimantan, berandanya Indonesia,” tambah Kepala Dinas Pariwisata Olahraga Budaya Sambas, Asmani.